PPCindo

autopayouts.com

Kamis, 09 Desember 2010

Security Printing






Untuk memperkenalkan produk yang dihasilkannya, maka suatu perusahaan akan membuat semacam brosur. Demikian juga dengan perusahaan pencetak uang yang ada di Indonesia yaitu Perum Peruri. Karena salah satu produk yang dihasilkan oleh Perum Peruri adalah uang kertas, maka brosur yang dibuatpun menyerupai uang kertas. Brosur seperti ini berisi semua fitur keamanan yang terdapat dalam uang kertas seperti benang pengaman, tanda air, tinta berpendar, dan segala macam tehnologi keamanan terkini. Brosur seperti ini seringkali disebut sebagai Security Printing.


Security Printing (SP) tidak diperjualbelikan, melainkan dibagikan secara gratis kepada para client sewaktu ada even2 tertentu. Misalnya sewaktu ada pameran atau simposium tehnologi percetakan uang kertas di German, maka semua perusahaan percetakan uang kelas dunia yang hadir membuat SP nya masing2 dan dibagikan kepada masing2 peserta.


Perum Peruripun tidak mau ketinggalan. Mereka tentu mau memperkenalkan kemampuannya, dan untuk itu dibuatlah berbagai macam SP yang berisi semua fitur keamanan terkini. Beberapa SP yang dibuat oleh Perum Peruri adalah:



Berbagai macam SP Perum Peruri




1. Security Printing 2001

Pada ulang tahunnya yang ke 30, Perum Peruri menerbitkan buku berjudul Tri Dasa Warsa Perum Peruri. Pada buku tersebut dilampirkan brosur berupa SP bergambar Affandi.


Buku Tri Dasa Warsa Perum Peruri







Di halaman tengahnya terlampir SP Affandi



Security Printing 2001 "Affandi"



Selain dalam bentuk buku, SP Affandi juga dibagikan dalam bentuk satuan ataupun folder yang berisi keterangan lengkap tentang fitur keamanan yang dapat dibuat oleh Perum Peruri.




SP Affandi dengan folder


Banyak sekali fitur keamanan yang terdapat pada SP ini, salah satunya adalah tinta berpendar. Mari kita lihat seperti apakah bila SP Affandi dihadapkan di bawah sinar ultra violet :




SP Affandi di bawah sinar UV, terlihat warna warni yang sangat indah



2. Security Printing 2004

Dengan berkembangnya jaman, maka ilmu percetakan juga ikut berkembang. Karena itu Perum Peruri perlu membuat brosur yang berisi fitur keamanan yang lebih hebat lagi. Dibuatlah SP yang lebih canggih lagi yaitu SP bergambar macan yang dikeluarkan pada tahun 2004.




Security Printing 2004 'Macan'



Seperti halnya SP Affandi, maka SP macan juga dibuat dalam bentuk folder. Tentu saja fitur keamanan yang terdapat pada SP macan lebih hebat dibandingkan SP Affandi. Terdapat 24 fitur keamanan (Affandi 22 fitur) dan salah satunya berupa benang pengaman yang dianyam.





SP macan dengan folder


Bila dilihat di bawah sinar UV maka akan tampak warna warni yang sangat indah.



SP macan 2004 di bawah lampu UV



3. Security Printing 2008

Kali ini Peruri mengeluarkan SP yang berisi kemampuannya dalam mencetak intaglio, suatu tehnologi yang umum digunakan dalam mencetak uang kertas dan dokumen yang memerlukan tingkat keamanan kelas tinggi. Bekerjasama dengan SICPA produser security ink dan JURA JSP produser security software, Perum Peruri mengeluarkan souvenir note bergambar Jendral Sudirman. SP ini berukuran besar, satu sisi dan berisi tehnologi cetak intaglio yang termodern, dengan gambar yang sangat halus, tajam dan tentu saja dengan tinta berpendar yang sangat indah.



Security Printing 2008 'Sudirman'





SP Sudirman dengan folder



SP Sudirman di bawah sinar UV


Selain ketiga SP tersebut sebenarnya Perum Peruri juga pernah mengeluarkan SP lainnya, salah satu contohnya bergambar gedung dan wayang seperti pada gambar berikut ini. Sayang sekali informasi penerbitan SP ini belum berhasil saya temukan.



Security Printing Perum Peruri tahun .......?


SP tidak diperjualbelikan. SP dicetak dalam jumlah terbatas dan dibagikan secara gratis. Tentu saja bukan kepada umum melainkan kepada client2nya sewaktu diadakan seminar atau pameran. Bila teman-teman ada yang ingin mendapatkannya silahkan hadir pada pameran2 dimana Perum Peruri menjadi salah satu pesertanya. Bila tidak berhasil maka dapat diusahakan untuk memintanya secara langsung, atau bila terpaksa maka dapat dibeli dari toko-toko penjual perangko atau uang kuno. Seringkali SP dijual dengan sistem lelang, seperti yang saat ini sedang berlangsung di New York, Amerika. Beberapa lembar SP bergambar Washington dan Lincoln Memorial Center cetakan Giore di lelang dengan harga estimasi US$250-$500. Di Ebay pun sering terdapat berbagai macam SP yang dilelang, termasuk juga SP terbitan Peruri.


Selain SP Peruri, hampir semua percetakan uang pernah membuat SP. Bahkan ada kolektor-kolektor tertentu hanya mengumpulkan SP dari seluruh dunia. Mari kita lihat beberapa contoh SP dari berbagai percetakan :



Serbia, dalam memperingati 80 tahun institut Zin-Belgrad




German, Giesecke & Devrient




De La Rue Giori, bergambar Beethoven






ABNC yang dibagikan pada Australian Expo 1988



Thomas De La Rue





Kazackstan




De La Rue Giori, bergambar Leonardo Da Vinci




Jon Enschede, Belanda




Giori


Selain bentuk-bentuk di atas, ternyata juga ada bentuk uncutnya

Pengaman Watermark (Tanda Air)


Watermark (Tanda Air)


Salah satu pengaman yang digunakan pada uang kertas adalah watermark (tanda air). Disebut sebagai watermark karena gambar tersebut bersifat transparan seperti air dan hanya terlihat bila dihadapkan pada cahaya. Hampir semua uang kertas sudah menerapkan sistem ini, termasuk pula uang kertas negara kita.

Watermark sudah bisa ditemukan pada uang2 kertas sejak jaman penjajahan Belanda. Seri Coen Mercurius misalnya sudah memiliki watermark bertulisan JAV BANK, seri Coen I bertulisan JB, seri wayang besar bergambar patung dan lain sebagainya. Demikian juga pada uang kertas yang diterbitkan setelah kita merdeka atau tepatnya dimulai dari seri kebudayaan 1952.

Setiap seri, bahkan setiap pecahan memiliki ciri watermark tersendiri, seri Sukarno misalnya, untuk pecahan 5 rupiah terdiri dari 2 macam watermark yang bergambar Sukarno dan banteng. Pecahan 10 menurut katalog hanya terdiri dari satu jenis yaitu Sukarno. Tetapi bila diperhatikan dengan seksama ternyata gambar watermark pada pecahan tersebut agak berbeda. Ada yang 'gemuk' dan ada yang 'kurus', silahkan dilihat perbedaannya pada gambar di bawah ini :




Pecahan 10 rupiah 1960, apakah hanya terdiri dari 1 jenis watermark?






Watermark pecahan 10 rupiah 1960, Sukarno 'gemuk' dan 'kurus'

.
.
Kedua jenis watermark tersebut nyata sekali perbedaannya, rasanya bukan hanya sekedar kesalahan pencetak. Seharusnya perbedaan yang sedemikian jelasnya digolongkan sebagai 2 jenis variasi, misalnya variasi pertama memiliki watermark Sukarno gemuk dan variasi kedua adalah yang kurus.
.
Variasi watermark yang sangat jelas berbeda telah lama dimasukkan ke dalam buku katalog Pick. Kita lihat salah satu contohnya yaitu uang Canada:




Variasi pertama sering disebut sebagai variasi "Devil's face" karena susunan rambutnya yang kasar dan variasi kedua dimana susunan rambutnya telah diperhalus. Dapat kita bayangkan bahwa perbedaan yang tidak terlalu jelas seperti ini sudah dikelompokkan sebagai 2 jenis variasi yang berbeda, yang menyebabkan harga juga ikut-ikutan berbeda. Maka sudah saatnya variasi watermark uang negara kita yang jelas2 berlainan juga harus dibedakan.
.
.
Kita lihat contoh variasi watermark uang-uang kita lainnya, yang paling nyata adalah pecahan 2,5 rupiah Sudirman dan pecahan 100 ribu rupiah Sukarno-Hatta emisi 2004.
.
Pecahan Sudirman 2,5 rupiah 1968
.

Apakah hanya terdiri dari satu jenis watermark?




Perbedaan watermark pecahan 2,5 rupiah Sudirman 1968, yang pertama bergambar burung garuda berwarna putih sehingga hanya terlihat samar2 dan yang kedua juga bergambar burung garuda tetapi berwarna kehitaman sehingga sangat jelas terlihat bila diterawang. Kedua jenis watermark ini sangat nyata perbedaannya dan saya mengusulkan untuk dibuat sebagai 2 variasi yang berbeda.
.
.
Pecahan 100.000 rupiah 2004
.


Uang tersebut saat ini masih berlaku dan setelah diamati dengan seksama ternyata memiliki watermark yang berbeda. Setidaknya ada 4 kelompok watermark yang berhasil saya catat dan keempatnya adalah sebagai berikut :



Variasi watermark 1
Gambar WR Supratman 'gemuk'




Variasi watermark 2
Gambar WR Supratman 'kurus'





Variasi watermark 3
Gambar WR Supratman 'hitam'





Variasi watermark 4
Gambar WR Supratman 'putih'

.
.
Keempat variasi tersebut saya berikan nama menurut gampangnya saja, saya senang sekali bila ada diantara teman2 sekalian yang mau memberikan nama yang lebih baik untuk masing2 variasi.
.
.
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah variasi tertentu berhubungan dengan tahun emisi atau nomor seri tertentu? Variasi manakah yang lebih awal dan manakah yang terakhir.....? Saya mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut. Setelah mengadakan riset kecil-kecilan selama beberapa waktu kesimpulan sementara yang saya dapatkan, sekali lagi saya sebutkan disini adalah kata 'sementara' karena penelitian masih terus berlangsung dan sangat mungkin akan berubah seiiring banyaknya sampel yang diteliti. Saya sangat mengharapkan bantuan dari teman2 semua untuk melengkapi daftar yang saya lampirkan berikut ini.
.
.
Hubungan antara variasi watermark dengan nomor seri :
.
Seperti kita ketahui, penomoran uang kertas pecahan 100.000 rupiah 2004 memakai sistem 3 huruf diikuti 6 angka, dengan huruf kedua sebagai 'dasar'nya. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan ternyata watermark variasi pertama lebih banyak dijumpai pada nomor seri uang yang huruf keduanya dimulai dengan A. Variasi kedua pada B, variasi ketiga pada C dan yang keempat pada D serta E (masih berlanjut). Tentu saja ada variasi yang saling tumpang tindih. Untuk mudahnya lihat tabel di bawah :


Hubungan antara variasi watermark dengan nomor seri
Angka 1-4 menunjukkan jenis variasi
.

.
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa variasi 1 yaitu WR Supratman 'gemuk' merupakan variasi yang pertama kali dicetak, disusul WR Supratman 'kurus', 'hitam' dan yang terakhir adalah yang 'putih'. Dan tampaknya variasi watermark tidak berhubungan dengan tahun emisi, bandingkan tabel di atas dengan tabel pada Info Uang Kuno 4. Demikian juga dengan nomor seri pengganti (X) data belum dapat dipublikasikan karena masih dalam tahap penelitian.
.
.
Penelitian yang saya buat ini adalah murni hasil penelitian yang saya lakukan sendiri, terinspirasi dari pernyataan bapak Alim Sumana yang pernah mengatakan bahwa terdapat perbedaan watermark pada pecahan 100.000 rupiah 2004. Karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada beliau dan semoga penelitian kecil-kecilan ini dapat memperkaya pengetahuan kita mengenai numismatik. Saya sadar bahwa masih banyak kelemahan dan kesalahan yang perlu diperbaiki, di waktu yang akan datang sangat mungkin akan ditemukan variasi2 watermark lainnya. Karenanya mohon bantuan dari teman-teman semua.

Pengaman Ultra Violet


Pengaman uang kertas

Untuk menghindari pemalsuan uang kertas, pihak percetakan uang berusaha keras menambahkan pengaman2 yang tercanggih pada masanya. Kita tahu bahwa berbagai jenis pengaman terdapat pada uang2 kertas modern, mulai dari cetak intalgio, water mark, benang pengaman sampai tinta berpendar.

Pembahasan kita kali ini dibatasi hanya pada tinta berpendar.

Jenis tinta yang satu ini akan berpendar atau bercahaya bila dilihat dengan mempergunakan lampu ultraviolet, karena itu tinta ini disebut sebagai fluorescent ink. Lampu ultraviolet dapat dibeli di toko2 peralatan listrik dengan harga sekitar 50-100 ribu rupiah. Semua uang kertas modern mempergunakan fluorescent ink sebagai bagian dari pengamannya. Seperti apakah bentuknya? Mari kita lihat pada uang kertas yang masih berlaku saat ini.

Pecahan 1000 rupiah tahun 2000


Tinta pada nomor seri berpendar kekuningan, sedangkan benang pengaman berpendar kemerahan


Pecahan 2000 rupiah tahun 2009


Pada bagian muka terlihat motif hiasan berwarna kuning dengan benang pengaman juga berwarna kemerahan.



Pada bagian belakang terlihat nomor seri berpendar kekuningan
.
.



Pecahan 5000 rupiah tahun 2001



Pada bagian depan terlihat benang pengaman berwarna kuning hijau saling berganti



Pada bagian belakang selain nomor seri yang kekuningan tampak angka 5000 di sisi kiri atas.



Pecahan 10000 rupiah tahun 2005



Di bagian depan terlihat motif ukiran berwarna kuning dengan benang pengaman berwarna merah




Di bagian belakang terlihat rumah limas dan angka 10000 berpendar kekuningan



Pecahan 20000 rupiah tahun 2004




Terlihat benang pengaman beraneka warna, biru, hijau, kuning dan merah



Di bagian belakang terlihat angka 20000 berpendar kehijauan
.
.



Pecahan 50000 rupiah tahun 2005



Motif seperti pita berwarna kekuningan di sisi kiri bagian depan




Penari bali, angka 50000 dan nomor seri yang berpendar di sisi belakang
.
.
Pecahan 100000 rupiah tahun 2004


Disisi belakang tampak peta Indonesia, angka 100000 dan nomor seri yang berpendar hijau kekuningan serta gedung MPR yang berwarna kemerahan di sudut kiri atas.
.
.
Pengaman canggih seperti di atas dapat secara mudah membedakan asli palsunya suatu uang hanya dengan menghadapkannya pada lampu ultraviolet. Bila asli maka akan terlihat seperti pada gambar di atas, bila palsu tentu tidak ada. Mudah bukan?
.
.
Sekarang pertanyaannya adalah:
DIMULAI SEJAK KAPANKAH UANG KERTAS KITA MEMPERGUNAKAN TINTA BERPENDAR UNTUK PERTAMA KALINYA?
.
.
Apakah sejak jaman penjajahan Belanda?
Tentu tidak, karena pada jaman tersebut tinta fluorescent dan lampu ultraviolet belum ditemukan.



Uang kertas jaman Belanda tidak ada yang mempergunakan tinta berpendar.


Setelah diteliti, ternyata uang kertas kita yang mempergunakan tehnik tinta berpendar untuk pertama kalinya adalah seri bunga tahun 1959 yang dicetak oleh Thomas De La Rue. Seperti apa bentuknya bila dilihat di bawah lampu ultraviolet? Mari kita saksikan untuk pertama kalinya gambar uang-uang tersebut.

Pecahan 5 rupiah 1959

Bunga yang berpendar kekuningan dengan benang pengaman kebiruan di sisi kanan



Pecahan 10 rupiah 1959

Rangkaian bunga berpendar berwarna orange ke coklatan dan benang pengaman kebiruan



Pecahan 25 rupiah 1959


Bunga teratai berpendar kecoklatan dan benang pengaman berwarna biru di sisi kanan
.
.
Pecahan 50 rupiah 1959


Bunga matahari yang berwarna keemasan diapit corak kecoklatan di kedua sisinya, benang pengaman masih bersinar kebiruan.
.
.
Pecahan 100 rupiah 1959

Bunga dengan berbagai warna yang indah, merah, kuning dan coklat, perhatikan benang pengaman pindah ke sisi kiri.
.
.
Pecahan 500 rupiah 1959


Warna bunga yang dominan kekuningan, dengan benang pengaman kebiruan di sisi kiri.
.
.
Pecahan 1000 rupiah 1959


Bunga berwarna kuning di bagian bawah kertas disertai benang pengaman di sisi kiri.
.
.
Setelah melihat gambar-gambar indah di atas, maka akan timbul suatu kebanggaan dan kecintaan yang lebih mendalam terhadap uang-uang kuno negara kita. Bayangkan saja tehnik fluorescent baru dipakai secara luas di awal tahun 1970an, itupun masih sederhana, tetapi negara kita sudah memakainya dengan motif yang indah dan warna beraneka macam belasan tahun sebelumnya. Setelah seri bunga 1959, tinta berpendar baru ditemukan pada uang kertas emisi 1975 (pecahan 1000 Diponegoro, 5000 nelayan dan 10000 barong). Itupun hanya berupa angka nominal masing2 uang. Seperti apa bentuknya, akan kita bahas dilain kesempatan.
Program Affiliate Indowebmaker Program Affiliate Indowebmaker Program Affiliate Indowebmaker Program Affiliate Indowebmaker